-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Second scene, Bi Dam aka kim nam gil
-------------------------------------------------------------------------
"Morning", sapa seseorang sambil menepuk pundaknya.
Bi Dam tersenyum lebar melihat wajah pria yang memanggilnya. "Pagi, alcheon hyung, kurasa ada sesuatu yang bagus terjadi semalam, wajahmu terlihat cerah..."
Alcheon tertawa dan mengedikkan bahunya pelan. "Tidak juga, hanya saja keadaanku lebih baik darimu. tidak bisa tidur lagi semalam?" tanyanya sambil menampakkan ekspresi cemas.
"Sedikit kurang tidur... Biasa, mimpi itu lagi..."
"Gadis yang kau katakan menangis itu?"
"Ya, selalu sama. selalu saja tiap kali aku mengulurkan tangan hendak menghapus airmatanya, dadaku terasa sakit seperti dihujam, dan tahu-tahu aku terbangun dengan nafas terengah-engah. selanjutnya, seperti biasa, aku tidak bisa melanjutkan tidur..."
"Wah, kalau kondisimu kurang baik, lebih baik kita bicara saja sama manager... rekaman kita bisa diundur lain kali..."
"Tidak perlu, hyung," bi dam mengulum senyum dan menepuk bahu sahabatnya tanda terimakasih. "Duet kita sebagai penyanyi sekarang sedang mencapai klimaksnya, dan aku ingin mencurahkan segalanya dalam pekerjaanku..."
"Kau jangan terlalu keras pada dirimu sendiri... Ribuan fansmu bisa menangis di luar sana," ia tertawa sambil menyenggolkan sikunya pelan. "Dan fansku juga, kurasa..." lalu mereka tertawa bersamaan sembari berjalan menyusuri lorong.
"Apa kau sudah ada ide untuk single pertengahan tahun nanti?" tanya alcheon ketika lift yang baru saja mereka naiki bergerak. Ia sudah mulai menyusun singlenya sementara bi dam masih mencari lagu yang paling tepat untuknya.
"Entahlah," Bi dam menatap angka-angka yang menunjukkan posisi mereka. 1...2...3...4...5... dan kepalanya terasa sakit seperti dihantam. ia mengernyitkan dahi, dan kilasan memori mengenai wajah gadis itu muncul selintas.
"Kau tidak apa-apa? wajahmu pucat sekali!!" alcheon menatap bi dam dengan cemas.
TING TONG!
"Ayo kita keluar, manajer pasti masih menyimpan obat sakit kepala untukmu.."
"Aku tidak apa-apa hyung..." tolak bi dam dengan senyum tertahan. "Rasanya... aku sudah menemukan ide untuk singleku nanti..." sebuah senyuman tipis tergurat di bibirnya yang penuh.
to be continued....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar