untuk my chinggu, Novita amalia :)
Hope you like it ya cantik :D
FF Faithfully Yours
Cast: Novita as Nae Ri
Cho Kyu Hyun Super junior as himself
----------------------------------------------------------------------------------------------------
“Sialan… sialan…” Kyu-hyun mengumpat sambil terus berlari. Dia akan marah lagi. Aku terlambat. Ini keberapa
kalinya? Ah… sialan…
Akhirnya perempatan jalan yang familier terlihat. Kyu-hyun mendongak
menatap langit senja yang berubah warna menjadi merah. Ah, sudah berapa lama semenjak hari itu? Kyu-hyun mengatur nafasnya
sebelum memasuki pintu apartmen di depannya.
Seorang gadis membelakanginya, asyik mengerjakan sesuatu di dapur
mungilnya. Melihat gerakan tangannya, Kyu-hyun menduga gadis itu sedang
membersihkan sayur. Karena itu, ia berjingkat sedikit supaya bisa memberikan
gadis itu kejutan.
Kejutan yang menyenangkan
“Kkyaa!”
Nae-ri terkejut karena Kyu-hyun memeluknya dari belakang. Cowok itu
beraroma nano-nano. Keringat, lembab, kolonye, dan… aroma seorang Cho Kyu-hyun.
“Cho Kyu-hyun! Lepaskan aku!”
“Tidak mau… sebentar saja seperti ini…”
Kyu-hyun meletakkan pipinya di puncak kepala Nae-ri. Ia menikmati aroma
gadisnya dengan mata terpejam. Nae-ri terasa tepat berada dalam pelukannya. Gadis
itu memang seharusnya selalu berada di pelukannya. Batrenya. Energinya.
“Kau terlambat lagi…” gumaman Nae-ri terdengar setengah merajuk,
setengah pasrah. “Padahal hari ini film itu terakhir kali diputar…”
“Hm… kita bisa nonton dvdnya bersama…” ucap Kyu-hyun. Ia memutar bahu Nae-ri
untuk menatap wajahnya.
Nae-ri menampakkan wajah cemberut yang lucu. Kyu-hyun menangkup wajah Nae-ri,
meletakkan jemarinya di kedua pipi gadis itu, memaksanya tersenyum.
Tawa di mata Nae-ri membuat Kyu-hyun ikut tersenyum dan menarik gadis
itu dalam pelukannya, menghadiahi bibir penuhnya dengan ciuman panjang.
“Tunggu….” Nae-ri mengelak sedikit sambil mendorong dadanya. “K-kau
masih bau…”
Tetapi Kyu-hyun tidak mengindahkannya. Ia menahan tangan Nae-ri di
dadanya, sementara bibirnya masih mengulum bibir Nae-ri. Ia mencium sudut bibir
gadis itu sebelum berhenti menciumnya.
“Kyu-hyun…” Nae-ri tidak tersenyum, sekalipun kedua pipinya merona
akibat berciuman dengannya. “Aku harus kembali ke Amerika…”
Sejenak Kyu-hyun mengira gadisnya bercanda. Ketika wajah Nae-ri masih
memandangnya dengan kedua mata yang bertanya-tanya, Kyu-hyun merasakan seluruh
energinya habis disedot dari tubuhnya.
“Jangan pergi…” hanya itu yang mampu dikatakan olehnya. Bahkan sejenak,
suaranya terdengar asing di telinganya sendiri.
Жжж
“Aku akan menikahimu kalau kita sudah dewasa nanti…”
Nae-ri tertawa sambil menebarkan bunga-bunga yang dipetiknya ke udara. Bersamaan
dengan itu, ia melempar sekepalan tangan penuh ke wajah Kyu-hyun. Seluruh
kepala Kyu-hyun dipenuhi bunga.
“Jangan bohong ya!”
“Kapan aku pernah berbohong! Aku ini oppa-mu yang hebat!”
“Kemarin kau baru saja berbohong! Katamu kau tidak melihat dimana
snack-ku, ternyata kau menghabiskan semuanya sendirian! Padahal itu punyaku!”
“Salahmu! Sebelumnya tidak mengajakku makan bersama!”
Mereka saling mencibir, berlarian, berkejaran hingga senja. Bagi Kyu-hyun,
Nae-ri adalah cinta pertamanya. Janji manis di masa kecilnya. Sebuah cinta
monyet yang akan memudar seiring waktu. Kyu sendiri melupakan janji itu
beberapa tahun kemudian.
Sampai suatu hari, Nae-ri bertabrakan dengannya di koridor sekolah. Nilai
ujian baru saja keluar di penghujung akhir kelas 2 SMP.
Wajah Nae-ri tidak terlihat bagus. Matanya sembab, sudut bibirnya
menekuk sedih, tidak terlihat bahagia. “Ah… Kyu…”
“Kenapa? Ada apa denganmu? Apa nilai matematikamu jelek lagi?“
“Tidak kok,” elak Nae-ri. Ia bermaksud menjauhi Kyu-hyun, tetapi cowok
itu malah menghalangi jalannya dengan sengaja.
“Kenapa? Ada apa? Kenapa tidak cerita pada oppa?”
“Ehm…” Nae-ri terlihat ragu sejenak. Ia lama menatap lantai di bawahnya
dengan mata nanar. “Tidak..” ia menggeleng pelan. “Sungguh, tidak ada apa-apa…”
Tetapi, Nae-ri
berbohong.
Kyu-hyun menyadarinya. Seiring langkahnya yang menjauh dari Kyu-hyun, Nae-ri
mengangkat tangan menutupi wajahnya. Nae-ri menangis. Nae-ri yang tegar dan
sekalipun dijahili teman sekelasnya tidak pernah menangis, hari ini menangis.
Kyu-hyun merasakan perasaan tidak aman menggerogoti dadanya. Nae-ri menangis. Ada apa?
Seminggu kemudian, di suatu pagi, ayahnya berujar. “Aku akan kehilangan
teman bermain golfku. Sayang sekali Pak Lee tidak bisa menetap di sini lagi…”
“Iya, benar. Sungguh disayangkan ya, mereka keluarga yang baik dan
menyenangkan.”
Apa yang mereka
bicarakan?
Kyu-hyun menatap kosong pada kedua orangtuanya. “Ada apa dengan keluarga
Lee?” ada apa dengan Nae-ri.
“Bukankah kalian berdua sangat dekat? Apa Nae-ri tidak bercerita padamu?
Ayahnya dimutasi ke Amerika…”
Nae-ri tidak cerita
apapun…
Nae-ri hanya menangis…
dan pergi…
Nae-ri pergi tanpa pemberitahuan padanya. Terlalu singkat, bahkan
berpegangan tangan mengucapkan salam perpisahan pun tidak sempat.
Kyu-hyun sempat kehilangan nafsunya
bermain game selama beberapa bulan. Selama setahun, ia menjauh dari semua anak
perempuan. Ia tidak mempercayai kaum perempuan. Nae-ri menghianatinya. Nae-ri
meninggalkannya.
Bukankah… kau akan
menikah denganku?
Setiap kali, saat melihat fotonya yang tertawa bersama Nae-ri, ingatan
konyol masa lalu itu kembali pada Kyu-hyun. Janji masa kecil yang sama sekali
tidak dianggap serius, bahkan oleh dirinya sendiri. Namun konyolnya, ia
merindukan Nae-ri. Sampai sudut di dalam hatinya kadang terasa begitu nyeri. Ngilu.
Жжж
“Cho Kyu-hyun! Kau mau tidur sampai jam berapa!”
Kyu-hyun membuka matanya tiba-tiba. Udara bagaikan melesak masuk ke
dalam paru-parunya. Semua sekaligus, berebutan. Ia menatap sosok di depannya
dengan pandangan terkejut dan tidak percaya. Nyaris bagai mimpi.
“Lee Nae-ri?”
Nae-ri mengenakan sweater putih, rambutnya digelung ke atas, senyumnya
melebar melihat wajah terkejut Kyu-hyun.
“Kau jelek sekali kalau baru bangun tidur, ilermu kemana-mana! Padahal
sekarang kau anggota Super Junior yang terkenal!”
Kyu-hyun menatap gadis itu tertawa dan menyibak gorden kamarnya. Ia bahkan
ikut tersenyum melihat gadis itu tersenyum.
Salah!
Seharusnya, ia
membenci Nae-ri.
Seharusnya, ia
menyalahkan Nae-ri.
“Kenapa kau kembali?” suaranya terasa parau. Apakah karena ia belum
minum air? Atau karena perasaannya berhianat?
Kemudian gadis itu tersenyum, dan ingatan Kyu-hyun melayang ke hari itu.
Ke janji masa kanak-kanak mereka.
“Bukankah, kau berjanji akan menikah denganku?” goda Nae-ri.
Kyu-hyun tidak menyadari apa yang dilakukannya. Ia menarik gadis itu ke
dalam pelukannya. Memeluknya erat-erat. Aroma yang disukainya. Aroma Nae-ri
yang manis.
“Aku merindukanmu, dasar bodoh.”
Kyu-hyun tidak melihatnya, tetapi ia tahu pasti Nae-ri tersenyum. Bibirnya
melekuk lembut membentuk senyuman di bahu Kyu-hyun.
Ayahnya masih berada di Amerika, tetapi karena Nae-ri ingin menuntut ilmu
di universitas Korea, ia pun diberikan izin untuk tinggal bersama neneknya di
apartemen.
Mereka menjalani masa kuliah bersama-sama sekalipun jadwal Kyu-hyun
seringkali bolong-bolong. Tidak sedikit pria yang mengejar Nae-ri sampai
Kyu-hyun panas dingin dibuatnya.
“Bukankah kau milikku!” seru Kyu-hyun marah ketika Nae-ri ditemukannya
menjalani double date dengan teman
sekelasnya.
“Kapan aku jadi milikmu?!”
Kyu-hyun menatap Nae-ri dalam-dalam.” Sejak usiamu lima tahun, kau sudah
jadi milikku, Le NAe-ri.”
Nae-ri terkejut merasakan cowok itu mengurungnya sampai ia terpaksa
bersandar ke tembok. “Kau terlihat menakutkan. Mundur! Aku tidak mau kau
menakutiku.”
Kyu-hyun menarik dagu Nae-ri hanya untuk membungkamnya dengan ciuman
bertubi-tubi. Nae-ri merasakan keterkejutan bagaikan ribuan kembang api meledak
di kepalanya. Kyu-hyun menahan tengkuknya, sementara tangan Nae-ri tanpa sadar
sudah meraih rambut di leher Kyu-hyun, merasakan teksturnya.
“Aku milikmu, sama seperti kau sudah jadi milikku, sejak usiamu lima
tahun. Apa kau paham Lee Nae-ri?”
“Ya…” Nae-ri hanya berbisik perlahan, namun Kyu-hyun bisa memahaminya. Semenjak
hari itu, Kyu-hyun sudah bersumpah untuk memenuhi janji masa kecilnya.
Tetapi…
Kyu-hyun menatap foto Nae-ri yang diambilnya diam-diam dengan ponselnya.
Nae-ri lagi-lagi akan pergi meninggalkannya. Kemarin ia pergi selama lima
tahun. Kali ini, akan berapa lama lagi gadis itu pergi?
ЖжжЖ
Nae-ri menatap kopernya dan mendesah. Ayahnya sakit keras. Ayahnya rindu
setengah mati padanya. Nae-ri terlalu lama meninggalkan kedua orangtuanya
karena memilih untuk bersama Kyu-hyun di Korea.
Bahkan setelah neneknya meninggal tahun lalu, Nae-ri bukannya memilih
kembali ke Amerika, malah melanjutkan bekerja di Korea dan mendapatkan promosi
jabatan.
Aku hanya ingin selalu
bersama denganmu, apakah itu salah?
Setetes air mata bergulir di pipinya. Ia menangkat tangan untuk
menghapusnya, ketika tiba-tiba sebuah suara terdengar begitu dekat di
telinganya, dan dua buah tangan yang kuat merengkuhnya dalam pelukan.
“Kau selalu menyimpan semuanya sendirian dan meninggalkanku… Seperti
itukah aku di matamu? Sosok yang tak cukup bisa diandalkan?”
Nae-ri menggeleng. Kyu-hyun memeluk gadis itu dari belakang, membenamkan
wajahnya di rambut gadis itu. “Aku mencintaimu, sampai seringkali aku takut
memikirkan berapa besar pengaruh keberadaanmu di hatiku.”
“Takut?” bisik Nae-ri.
“Takut karena rasanya aku bisa melakukan apapun yang tidak kuinginkan
kalau kau pergi lagi. Jangan… jangan pergi lagi, Nae-ri.”
Nae-ri terdiam. Air mata mengalir di pipinya.
“Jangan pergi lagi. Ayo kita temui Ayahmu bersama-sama. Aku akan pergi
bersama denganmu. Kita akan membicarakannya dengan orangtuamu. Bukan kau
sendiri. Ada aku. Kita pergi berdua.”
“Kyu-hyun, kau punya tanggung jawab di Korea. Kau punya banyak fans di
sini… aku tidak bisa…”
“Kalau menjagamu saja tidak bisa, kalau mempertahankan satu gadis di
sisiku saja tidak bisa, bagaimana aku bisa mempertahankan fansku?”
Nae-ri terdiam.
Nae-ri sudah menyadari bahwa Kyu-hyun selalu menang dalam perang mulut
mereka. Cowok itu selalu menang setiap kali adu argumentasi dengannya. Nae-ri
menutup mata, membiarkan setetes air mata lagi jatuh di pipinya. Tangannya yang
tadi terasa dingin kini menghangat dalam genggaman Kyu-hyun.
“Aku akan menemanimu…”
“Selalu?”
“Selamanya,” ucap Kyu-hyun sambil tersenyum. Ia mendaratkan kecupan di
kening Nae-ri.
Nae-ri menatap pria di depannya dan tersenyum dengan mata berkaca-kaca,
kabur oleh air mata. Nae-ri teringat bagaimana tatapan mata Kyu-hyun
menembusnya bagaikan magnet malam itu. Cinta dan ketegasan ada di dalamnya.
” Sejak usiamu lima
tahun, kau sudah jadi milikku, Le NAe-ri.”
Saat itu, yang ada di pikiran Nae-ri adalah… Sudah lama aku menunggumu mengatakannya, dasar bodoh.
Tetapi, Nae-ri bahagia. Karena Kyu-hyun ada di sampingnya. Karena Kyu-hyun
menggenggam tangannya. Karena Kyu-hyun… memilih untuk tidak menyerah padanya. Bersama
pria ini, Nae-ri yakin bisa menghadapi semua masalahnya dengan berani. Selama ada
Kyu-hyun di sampingnya.
TAMAT