Rabu, 22 Oktober 2014

FF Faithfully Yours



untuk my chinggu, Novita amalia :)
Hope you like it ya cantik :D
 
FF Faithfully Yours
Cast: Novita as Nae Ri
Cho Kyu Hyun Super junior as himself
---------------------------------------------------------------------------------------------------- 
“Sialan… sialan…” Kyu-hyun mengumpat sambil terus berlari. Dia akan marah lagi. Aku terlambat. Ini keberapa kalinya? Ah… sialan…
Akhirnya perempatan jalan yang familier terlihat. Kyu-hyun mendongak menatap langit senja yang berubah warna menjadi merah. Ah, sudah berapa lama semenjak hari itu? Kyu-hyun mengatur nafasnya sebelum memasuki pintu apartmen di depannya.
Seorang gadis membelakanginya, asyik mengerjakan sesuatu di dapur mungilnya. Melihat gerakan tangannya, Kyu-hyun menduga gadis itu sedang membersihkan sayur. Karena itu, ia berjingkat sedikit supaya bisa memberikan gadis itu kejutan.
Kejutan yang menyenangkan
“Kkyaa!”
Nae-ri terkejut karena Kyu-hyun memeluknya dari belakang. Cowok itu beraroma nano-nano. Keringat, lembab, kolonye, dan… aroma seorang Cho Kyu-hyun.
“Cho Kyu-hyun! Lepaskan aku!”
“Tidak mau… sebentar saja seperti ini…”
Kyu-hyun meletakkan pipinya di puncak kepala Nae-ri. Ia menikmati aroma gadisnya dengan mata terpejam. Nae-ri terasa tepat berada dalam pelukannya. Gadis itu memang seharusnya selalu berada di pelukannya. Batrenya. Energinya.
“Kau terlambat lagi…” gumaman Nae-ri terdengar setengah merajuk, setengah pasrah. “Padahal hari ini film itu terakhir kali diputar…”
“Hm… kita bisa nonton dvdnya bersama…” ucap Kyu-hyun. Ia memutar bahu Nae-ri untuk menatap wajahnya.
Nae-ri menampakkan wajah cemberut yang lucu. Kyu-hyun menangkup wajah Nae-ri, meletakkan jemarinya di kedua pipi gadis itu, memaksanya tersenyum.
Tawa di mata Nae-ri membuat Kyu-hyun ikut tersenyum dan menarik gadis itu dalam pelukannya, menghadiahi bibir penuhnya dengan ciuman panjang.
“Tunggu….” Nae-ri mengelak sedikit sambil mendorong dadanya. “K-kau masih bau…”
Tetapi Kyu-hyun tidak mengindahkannya. Ia menahan tangan Nae-ri di dadanya, sementara bibirnya masih mengulum bibir Nae-ri. Ia mencium sudut bibir gadis itu sebelum berhenti menciumnya.
“Kyu-hyun…” Nae-ri tidak tersenyum, sekalipun kedua pipinya merona akibat berciuman dengannya. “Aku harus kembali ke Amerika…”
Sejenak Kyu-hyun mengira gadisnya bercanda. Ketika wajah Nae-ri masih memandangnya dengan kedua mata yang bertanya-tanya, Kyu-hyun merasakan seluruh energinya habis disedot dari tubuhnya.
“Jangan pergi…” hanya itu yang mampu dikatakan olehnya. Bahkan sejenak, suaranya terdengar asing di telinganya sendiri.
Жжж
“Aku akan menikahimu kalau kita sudah dewasa nanti…”
Nae-ri tertawa sambil menebarkan bunga-bunga yang dipetiknya ke udara. Bersamaan dengan itu, ia melempar sekepalan tangan penuh ke wajah Kyu-hyun. Seluruh kepala Kyu-hyun dipenuhi bunga.
“Jangan bohong ya!”
“Kapan aku pernah berbohong! Aku ini oppa-mu yang hebat!”
“Kemarin kau baru saja berbohong! Katamu kau tidak melihat dimana snack-ku, ternyata kau menghabiskan semuanya sendirian! Padahal itu punyaku!”
“Salahmu! Sebelumnya tidak mengajakku makan bersama!”
Mereka saling mencibir, berlarian, berkejaran hingga senja. Bagi Kyu-hyun, Nae-ri adalah cinta pertamanya. Janji manis di masa kecilnya. Sebuah cinta monyet yang akan memudar seiring waktu. Kyu sendiri melupakan janji itu beberapa tahun kemudian.
Sampai suatu hari, Nae-ri bertabrakan dengannya di koridor sekolah. Nilai ujian baru saja keluar di penghujung akhir kelas 2 SMP.
Wajah Nae-ri tidak terlihat bagus. Matanya sembab, sudut bibirnya menekuk sedih, tidak terlihat bahagia. “Ah… Kyu…”
“Kenapa? Ada apa denganmu? Apa nilai matematikamu jelek lagi?“
“Tidak kok,” elak Nae-ri. Ia bermaksud menjauhi Kyu-hyun, tetapi cowok itu malah menghalangi jalannya dengan sengaja.
“Kenapa? Ada apa? Kenapa tidak cerita pada oppa?”
“Ehm…” Nae-ri terlihat ragu sejenak. Ia lama menatap lantai di bawahnya dengan mata nanar. “Tidak..” ia menggeleng pelan. “Sungguh, tidak ada apa-apa…”
Tetapi, Nae-ri berbohong.
Kyu-hyun menyadarinya. Seiring langkahnya yang menjauh dari Kyu-hyun, Nae-ri mengangkat tangan menutupi wajahnya. Nae-ri menangis. Nae-ri yang tegar dan sekalipun dijahili teman sekelasnya tidak pernah menangis, hari ini menangis.
Kyu-hyun merasakan perasaan tidak aman menggerogoti dadanya. Nae-ri menangis. Ada apa?
Seminggu kemudian, di suatu pagi, ayahnya berujar. “Aku akan kehilangan teman bermain golfku. Sayang sekali Pak Lee tidak bisa menetap di sini lagi…”
“Iya, benar. Sungguh disayangkan ya, mereka keluarga yang baik dan menyenangkan.”
Apa yang mereka bicarakan?
Kyu-hyun menatap kosong pada kedua orangtuanya. “Ada apa dengan keluarga Lee?” ada apa dengan Nae-ri.
“Bukankah kalian berdua sangat dekat? Apa Nae-ri tidak bercerita padamu? Ayahnya dimutasi ke Amerika…”
Nae-ri tidak cerita apapun…
Nae-ri hanya menangis… dan pergi…
Nae-ri pergi tanpa pemberitahuan padanya. Terlalu singkat, bahkan berpegangan tangan mengucapkan salam perpisahan pun tidak sempat.
 Kyu-hyun sempat kehilangan nafsunya bermain game selama beberapa bulan. Selama setahun, ia menjauh dari semua anak perempuan. Ia tidak mempercayai kaum perempuan. Nae-ri menghianatinya. Nae-ri meninggalkannya.
Bukankah… kau akan menikah denganku?
Setiap kali, saat melihat fotonya yang tertawa bersama Nae-ri, ingatan konyol masa lalu itu kembali pada Kyu-hyun. Janji masa kecil yang sama sekali tidak dianggap serius, bahkan oleh dirinya sendiri. Namun konyolnya, ia merindukan Nae-ri. Sampai sudut di dalam hatinya kadang terasa begitu nyeri. Ngilu.
Жжж
“Cho Kyu-hyun! Kau mau tidur sampai jam berapa!”
Kyu-hyun membuka matanya tiba-tiba. Udara bagaikan melesak masuk ke dalam paru-parunya. Semua sekaligus, berebutan. Ia menatap sosok di depannya dengan pandangan terkejut dan tidak percaya. Nyaris bagai mimpi.
“Lee Nae-ri?”
Nae-ri mengenakan sweater putih, rambutnya digelung ke atas, senyumnya melebar melihat wajah terkejut Kyu-hyun.
“Kau jelek sekali kalau baru bangun tidur, ilermu kemana-mana! Padahal sekarang kau anggota Super Junior yang terkenal!”
Kyu-hyun menatap gadis itu tertawa dan menyibak gorden kamarnya. Ia bahkan ikut tersenyum melihat gadis itu tersenyum.
Salah!
Seharusnya, ia membenci Nae-ri.
Seharusnya, ia menyalahkan Nae-ri.
“Kenapa kau kembali?” suaranya terasa parau. Apakah karena ia belum minum air? Atau karena perasaannya berhianat?
Kemudian gadis itu tersenyum, dan ingatan Kyu-hyun melayang ke hari itu. Ke janji masa kanak-kanak mereka.
“Bukankah, kau berjanji akan menikah denganku?” goda Nae-ri.
Kyu-hyun tidak menyadari apa yang dilakukannya. Ia menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Memeluknya erat-erat. Aroma yang disukainya. Aroma Nae-ri yang manis.
“Aku merindukanmu, dasar bodoh.”
Kyu-hyun tidak melihatnya, tetapi ia tahu pasti Nae-ri tersenyum. Bibirnya melekuk lembut membentuk senyuman di bahu Kyu-hyun.
Ayahnya masih berada di Amerika, tetapi karena Nae-ri ingin menuntut ilmu di universitas Korea, ia pun diberikan izin untuk tinggal bersama neneknya di apartemen.
Mereka menjalani masa kuliah bersama-sama sekalipun jadwal Kyu-hyun seringkali bolong-bolong. Tidak sedikit pria yang mengejar Nae-ri sampai Kyu-hyun panas dingin dibuatnya.
“Bukankah kau milikku!” seru Kyu-hyun marah ketika Nae-ri ditemukannya menjalani double date dengan teman sekelasnya.
“Kapan aku jadi milikmu?!”
Kyu-hyun menatap Nae-ri dalam-dalam.” Sejak usiamu lima tahun, kau sudah jadi milikku, Le NAe-ri.”
Nae-ri terkejut merasakan cowok itu mengurungnya sampai ia terpaksa bersandar ke tembok. “Kau terlihat menakutkan. Mundur! Aku tidak mau kau menakutiku.”
Kyu-hyun menarik dagu Nae-ri hanya untuk membungkamnya dengan ciuman bertubi-tubi. Nae-ri merasakan keterkejutan bagaikan ribuan kembang api meledak di kepalanya. Kyu-hyun menahan tengkuknya, sementara tangan Nae-ri tanpa sadar sudah meraih rambut di leher Kyu-hyun, merasakan teksturnya.
“Aku milikmu, sama seperti kau sudah jadi milikku, sejak usiamu lima tahun. Apa kau paham Lee Nae-ri?”
“Ya…” Nae-ri hanya berbisik perlahan, namun Kyu-hyun bisa memahaminya. Semenjak hari itu, Kyu-hyun sudah bersumpah untuk memenuhi janji masa kecilnya.
Tetapi…
Kyu-hyun menatap foto Nae-ri yang diambilnya diam-diam dengan ponselnya. Nae-ri lagi-lagi akan pergi meninggalkannya. Kemarin ia pergi selama lima tahun. Kali ini, akan berapa lama lagi gadis itu pergi?
ЖжжЖ
Nae-ri menatap kopernya dan mendesah. Ayahnya sakit keras. Ayahnya rindu setengah mati padanya. Nae-ri terlalu lama meninggalkan kedua orangtuanya karena memilih untuk bersama Kyu-hyun di Korea.
Bahkan setelah neneknya meninggal tahun lalu, Nae-ri bukannya memilih kembali ke Amerika, malah melanjutkan bekerja di Korea dan mendapatkan promosi jabatan.
Aku hanya ingin selalu bersama denganmu, apakah itu salah?
Setetes air mata bergulir di pipinya. Ia menangkat tangan untuk menghapusnya, ketika tiba-tiba sebuah suara terdengar begitu dekat di telinganya, dan dua buah tangan yang kuat merengkuhnya dalam pelukan.
“Kau selalu menyimpan semuanya sendirian dan meninggalkanku… Seperti itukah aku di matamu? Sosok yang tak cukup bisa diandalkan?”
Nae-ri menggeleng. Kyu-hyun memeluk gadis itu dari belakang, membenamkan wajahnya di rambut gadis itu. “Aku mencintaimu, sampai seringkali aku takut memikirkan berapa besar pengaruh keberadaanmu di hatiku.”
“Takut?” bisik Nae-ri.
“Takut karena rasanya aku bisa melakukan apapun yang tidak kuinginkan kalau kau pergi lagi. Jangan… jangan pergi lagi, Nae-ri.”
Nae-ri terdiam. Air mata mengalir di pipinya.
“Jangan pergi lagi. Ayo kita temui Ayahmu bersama-sama. Aku akan pergi bersama denganmu. Kita akan membicarakannya dengan orangtuamu. Bukan kau sendiri. Ada aku. Kita pergi berdua.”
“Kyu-hyun, kau punya tanggung jawab di Korea. Kau punya banyak fans di sini… aku tidak bisa…”
“Kalau menjagamu saja tidak bisa, kalau mempertahankan satu gadis di sisiku saja tidak bisa, bagaimana aku bisa mempertahankan fansku?”
Nae-ri terdiam.
Nae-ri sudah menyadari bahwa Kyu-hyun selalu menang dalam perang mulut mereka. Cowok itu selalu menang setiap kali adu argumentasi dengannya. Nae-ri menutup mata, membiarkan setetes air mata lagi jatuh di pipinya. Tangannya yang tadi terasa dingin kini menghangat dalam genggaman Kyu-hyun.
“Aku akan menemanimu…”
“Selalu?”
“Selamanya,” ucap Kyu-hyun sambil tersenyum. Ia mendaratkan kecupan di kening Nae-ri.
Nae-ri menatap pria di depannya dan tersenyum dengan mata berkaca-kaca, kabur oleh air mata. Nae-ri teringat bagaimana tatapan mata Kyu-hyun menembusnya bagaikan magnet malam itu. Cinta dan ketegasan ada di dalamnya.
” Sejak usiamu lima tahun, kau sudah jadi milikku, Le NAe-ri.”
Saat itu, yang ada di pikiran Nae-ri adalah… Sudah lama aku menunggumu mengatakannya, dasar bodoh.
Tetapi, Nae-ri bahagia. Karena Kyu-hyun ada di sampingnya. Karena Kyu-hyun menggenggam tangannya. Karena Kyu-hyun… memilih untuk tidak menyerah padanya. Bersama pria ini, Nae-ri yakin bisa menghadapi semua masalahnya dengan berani. Selama ada Kyu-hyun di sampingnya.

TAMAT

2 komentar:

L2603 mengatakan...

Gak mau bacaaaa~~~ yang nulis pasti punya waktu yang sulit untuk nulis ginian~~~ aaahhh~ novita beruntung ada yg mau bikin fanfic kayak gini...
Aaaaaaaaaa jealous!

-no name-

Novita Amalia Puspitasari mengatakan...

1Jejessss gomapsemidaaaan!
Settingannya sama kayak MV This Is Love.. Tiap partnya selalu aku bayangin lho *shy*