Jumat, 22 Januari 2010

Fanfic bideok after love5

maap telat post, baru pulang kerja... huah.. capek banged... Y_Y

----------------------------------------------------------------------------
Fifth scene
Deokman
----------------------------------------------------------------------------
Srat!!
satu tebasan panjang. Deokman menahan nafas dan merasakan setetes cairan hangat meluncur di pipinya.
Srat! Tebasan kedua.
"Apa yang kau lakukan?!" Ia nyaris berteriak dan menjerit saat melihat darah menetes-netes dari wajah pria itu. Luka dari panah-panah yang menhujam tubuhnya.
"Bi Dam!! Jangan kemari!! Tolong jangan kemari" jeritnya putus asa.

Tapi sia-sia. Tidak ada suara yang keluar dari bibirnya. Rasanya sama sekali tidak ada tenaga yang keluar. Dan ia sama sekali tidak bisa beranjak dari tempatnya berdiri. Seolah-olah tugasnya memang hanya menonton. Hanya melihat akhir dari hidup pria itu. Lagi dan Lagi.

"Jangaaaan!!!!!!!!!!!!!!"
Deokman terbangun dengan teriakan histeris dari mulutnya. Ia terengah-engah dan dengan tangan gemetar menutup mulutnya. Bahunya berguncang-guncang menahan tangis. "Siapa dia?! Kenapa aku mimpi seperti ini!?"

Samar-samar ia mengingat kalimat yang ia ucapkan dalam mimpinya. "Bi... dam..." ia mencoba mengulangnya, dan entah kenapa kata itu menimbulkan perasaan aneh dalam dadanya. Seperti sebuah perasaan rindu.

"Bi dam," ujarnya lagi sambil menarik nafas dalam-dalam. Kali ini jantungnya tiba-tiba menimbulkan sensasi aneh ketika berdetak. "Apakah namanya Bi Dam? Siapa itu Bi Dam?" ia mencoba mengingat-ngingat mimpinya.

-----

"Pagi Deokman!!" sapa Chen Myeong sambil meletakkan tasnya di kursi. "File apa yang kau baca itu?"

"Oh, pagi," sahut Deokman. "Ini file yang baru ku print tadi pagi... Ada sesuatu yang ingin kuketahui..."

"Oh ya?" Chen Myeong mengerutkan kening dengan bingung. "Sejarah kerajaan? Ada yang penting dari sana?"

"Tidak juga," jawab Deokman sambil tersenyum simpul. "Aku penasaran dengan model baju jaman dulu..." lanjutnya sambil setengah tertawa.

Deokman melihat halaman demi halaman dan mencari model baju yang menyerupai model baju para prajurit yang ia lihat dalam mimpinya. Model baju prajurit tidak banyak berubah dari jaman ke jaman. Namun entah mengapa, ia tidak bisa melepaskan perhatiannya dari Sejarah Kerajaan Shilla.

"Sejak kapan kau beralih profesi jadi ahli sejarah? Apakah nanti waktu ada tour kau akan menjelaskan semuanya?"

"Hahaha...Unni bisa saja. Mana bisa aku memahami semua ini dalam waktu singkat. Lagipula, kita toh tidak ada urusan apa-apa ke Geongju..."

"Eh, siapa bilang? Bisa saja kan? Tempat itu kan nilai sejarahnya tinggi." Chen Myeong ikut-ikutan membalik halaman demi halaman dan dengan kaget menarik lengan baju Deokman. "Deokman! Lihat ini!"

"Eh? ada apa unni?" Dan mata Deokman membelalak melihat foto di depannya.

"Kenapa kalau kuamati, sepertinya Ratu Shilla wajahnya sedikit mirip dengan mu ya?" Chen Myeong memandang Deokman dan foto itu bergantian dengan takjub. "Jangan-jangan kamu reinkarnasinya!!"

Deokman terkeju namun memaksakan diri tetap tersenyum. "Jangan bercanda ah, unni... Mana mungkin aku bisa jadi ratu? Hahaha.."

"Bener juga ya?" Chen Myeong mengangguk-angguk, lalu menepuk pundak Deokman lagi, dan memberikan isyarat lewat satu kali anggukan pendek. "Manajer memanggilmu tuh!!"

"Waduh, aku salah apa lagi?" Deokman menggigit bibir bawahnya dengan cemas. "Aku ke sana dulu ya unni..."

"Deokman, fighting!!"
"Yup!!"

Deokman menarik nafas dalam-dalam dan mengetuk pintu. Tak lama terdengar sahutan dari dalam. Ia pun masuk dengan perasaan gugup.
"Anda mencari saya, Yushin-shi?" tanya Deokman sambil mengintip file-file yang sedang dibaca oleh Yushin, manajer HRD di perusahaan tourism mereka.

"Kemarin saat kamu ke Pulau Cheju dengan ChenMyeong, kudengar kondisimu sedang tidak fit..."
Deokman memandang Yushin dengan kaget dan kemudian menutup matanya sambil membatin. "Mampuslah aku... Kena marah lagi.."

"Dan sekarang, apa kondisi mu sudah kembali baik?"
"Eh? Apa?" Deokman terkejut mendengarkan pertanyaan itu. Ia sudah siap-siap dimarahi oleh manajernya entah untuk yang keberapa kalinya. "I-iya... tentu saja!!"

"Bagus, kerjamu kemarin juga cukup bagus, dan kurasa kamu bisa kupercaya untuk tugas ini..." ujar Yushin sambil mengulurkan sebuah map ke hadapannya.

"Anda tidak marah pada saya?"tanya Deokman ragu-ragu.

Yushin tertawa dan mengangguk. "Chen Myeong memberitahukan padaku keadaanmu. Dan ia memintaku berjanji dan berjanji dan terus berjanji untuk tidak berlaku terlalu keras padamu..."

"Terimakasih unni," bibik Deokman dalam hati. Deokman lantas membuka map, membacanya sekilas dan terkejut. "Ke Geongju?"

"Ya, ada tiga orang yang minta diberikan pelayanan turis khusus, dan meraka tidak mau grup, tapi private, jadi kurasa kau cocok menjalani tugas ini... Ada keberatan?"

"Dua orang?" Ia membuka halaman selanjutnya dan terkejut."Tidak ada foto calon turis di sini...Hanya ada nama dan tandatangan. Bagaimana aku bisa mengenalinya nanti?"

"Kau pasti mengenalinya. mereka duo penanyi yang sedang naik daun saat ini, Alcheon dan Bi dam. Mereka pergi bertiga dengan manajernya, Wolya-shi.."

Kali ini giliran Deokman yang tidak mampu menjawab apapun. Samar-samar ia merasakan bibirnya bergerak membentuk kata, "Baiklah.. tentu saja, terimakasih atas kepercayaan manajer padaku..." Namun pikirannya melayang entah kemana.

--------------------------------------------------------------------------
to be continued--------------
--------------------------------------------------------------------------

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Hai, salam kenal! Aku Sarah. Seru banget nih fanfic-nya! Bikin penasaran! Awalnya emang nyari tentang Bidam Deokman, abisnya ceritanya mengenaskan banget.. hiks hiks..
Anyway, fanfic ini bikin penasaran deh sama kelanjutannya. Semangat terus ya buat lanjutin!

Chika_erfenn mengatakan...

tenkiu yah... hehe^^

Chika_erfenn mengatakan...

kalau boleh, minta alamat blog mu ya hehe..soalnya mau di follow, bareng2 yuk masuk ke google friend connect^^